Jakarta, CityPost – Dunia pertanian dan peternakan Indonesia Kembali digegerkan dengan adanya temuan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang mewabah dan menyerang hewan ternak. Alhasil, para petani menuding daging sapi impor menjadi sumber sebaran penyakitnya.
Menanggapi tudingan tersebut, Kementerian Perdagangan langsung membantahnya dan menyatakan bahwa impor daging sapi yang dilakukan pemerintah tidak terkait karena berasal dari wilayah atau negara yang masuk zona bebas penyakit mulut dan kuku.
Penegasan itu disampaikan langsung oleh Plt Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Veri Anggrijono pada Jumat (13/5) hari ini.
“Pengawasan impor daging dilakukan sudah sangat ketat. Mulai dari unit usaha dinegara supplier sampai dengan masuknya kewilayah pabean Indonesia,” jelas Veri.
Veri mengatakan kran impor daging sapi akan terus dibuka pemerintah demi menutupi kebutuhan daging konsumsi dan industri. Namun pihaknya akan meningkatkan pengawasan maupun keamanannya melalui koordinasi dengan pemangku kepentingan terkait PMK.
Kemendag sendiri, kata Veri sejauh ini sudah melakukan koordinasi dengan Kemenko bidang Ekonomi, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian dan lembaga terkait lainnya.
Diketahui sebelumnya, Serikat Petani Indonesia (SPI) menuding masalah PMK yang mewabah dan menyerang hewan ternak di Indonesia dipicu oleh impor daging sapi yang terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Menurut Ketua Umum SPI Henry Saragih, Indonesia sebenarnya sudah bebas PMK sejak tahun 90 an silam. Namun, virus itu kembali muncul seiring dengan meningkatkan impor daging sapi dari luar.
“Virus PMK ini muncul diduga karena impor daging sapi dan ternak lain dari luar yang meningkat dari negara-negara yang masih ada zonasinya wabah PMK,” tukasnya. (Retno/ist)